Setelah bersaing dengan 400 barista se-Indonesia, Pakyo asal Padang sukses meraih gelar ‘Barista Masa Kini‘, Minggu (4/9).

Pakyo, barista Coffee Theory (Padang), resmi meraih gelar Barista Masa Kini.
Kompetisi yang diadakan oleh Indonesia Latte Art Artist (ILAA) Project di ajang Café & Brasserie Indonesia (CBI) Expo, Minggu (4/9) kemarin ini menuntut kecakapan serba bisa dari seorang barista. Dimulai dari seleksi video latte art via Instagram, 29 barista yang terpilih dari seluruh penjuru nusantara bertanding melalui tiga babak.
Babak penyisihan 12 besar menggunakan standar kompetisi barista pada umumnya: secangkir espresso single-shot dan secangkir espresso berbasis susu, minus signature drink. Di babak penyisihan 6 besar, para barista dipersilakan menunjukkan kepiawaian manual brew. Seluruh peserta diwajibkan menggunakan biji kopi Indonesia untuk setiap babak.
6 besar barista ini kemudian melaju ke babak final, memperebutkan gelar ‘Barista Masa Kini’ melalui sesi semi-blind cupping. Pertama-tama, keenam barista diberi waktu untuk menghapalkan aroma dari 10 jenis bubuk kopi Indonesia. Selanjutnya, para barista dihadapkan dengan 10 kelompok gelas kopi. Untuk setiap kelompok yang terdiri dari 3 gelas kopi, terdapat satu gelas kopi yang jenisnya berbeda. Masing-masing barista harus menerka gelas mana yang menampung kopi yang berbeda, sembari menuliskan jenis kopinya.

Keenam finalis BAMSKI menunggu pengumuman.
Seolah belum cukup menegangkan, panitia BAMSKI menantang para barista lebih jauh dengan memberi waktu hanya 7 menit untuk mengecap 5 kelompok kopi dan menuliskan jawaban.
Menebak 6 jenis kopi dengan benar, Pakyo, sehari-harinya meramu kopi di Coffee Theory, keluar sebagai pemenang. Dengan menebak 6 jenis kopi pula, Rangga dari Watt Coffee Jakarta menempati posisi kedua karena perbedaan poin di babak-babak sebelumnya. Sementara, Justine dari Noah’s Bar Bandung menempati posisi ketiga dengan menebak 4 jenis kopi.

Pakyo, barista Coffee Theory (Padang), menerima piala juara dari Project Director CBI Expo, Steven.

Juara II BAMSI, Rangga dari Watt Coffee (Jakarta), bersama Win Hasnawi selaku juri BAMSKI.

Juara III BAMSKI Justine, barista Noah’s Barn (Bandung), bersama Yuli selaku juri BAMSKI.
Win Hasnawi, petani kopi Aceh sekaligus Wakil Ketua Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) yang menjadi salah satu juri di ajang BAMSKI, mengamati bahwa pemahaman tentang pemrosesan biji kopi masih jadi kendala di antara para barista. Di antara kopi yang dibawa oleh para barista, ia menemukan blend antara biji kopi yang diproses secara natural (natural-processed), dengan kopi yang melalui tahapan honey-processed. Proporsi pencampuran kedua jenis kopi ini, baginya, menunjukkan masih kurangnya pemahaman para barista tentang proses roasting dan dampaknya pada rasa kopi.
“Sebenarnya tastenya itu kan hampir-hampir sama. Natural (processed–red), dia punya taste lebih tinggi rasanya. Honey-processed, itu lebih smooth,” jelas Win, yang juga menjadi juri di ajang BAMSKI.

Win Hasnawi, wakil ketua SCAI sekaligus juri BAMSKI, mengevaluasi penampilan para barista.
“Lalu apa yang kalian cari ketika kalian blend antara natural dengan honey-processed? Gula dengan madu kalian campur. Apa yang kalian cari?”
Selain itu, Win juga menyimak bahwa masih banyak barista yang belum menyadari bahwa espresso untuk single-shot harus dibedakan karakternya dengan espresso yang akan dicampur susu.
“Dia harus sweetness-nya yang dikeluarkan, body yang bagus, acidity—itu yang dikeluarkan,” papar Win, menjelaskan karakter espresso single-shot. “Tapi ketika espresso yang dibuat untuk susu, body yang kental dengan bitter yang tinggi, supaya kopinya terasa.”
Ajang kompetisi Barista Masa Kini (BAMSKI) ini merupakan yang pertama. Penggagas ILAA, Ardian Maulana, meramu konsep orisinil BAMSKI demi menghadirkan kompetisi barista yang menantang sekaligus menyenangkan.

Jajaran barista & juri peserta BAMSKI di Café & Brasserie Indonesia (CBI) Expo, JCC Senayan, Minggu (4/9).

12 besar barista BAMSKI dari berbagai kota di Indonesia.
(Liputan, tulisan, & suntingan oleh Klara Virencia;
foto oleh Andreansyah Dimas.)