Pameo ‘posisi menentukan prestasi’ rupanya tidak berlaku untuk Macehat Coffee. Menempatkan sebuah kedai kopi di tengah kota Medan, portal kopi nusantara, bisa jadi tricky. Namun, jauh dari jalan utama, Macehat Coffee toh tetap digemari dan terpatri menjadi salah satu tempat di Medan yang wajib dikunjungi kalau mau ngopi.
Masuk ke Macehat Coffee terasa seperti bertamu ke rumah keluarga Tionghoa. Kaligrafi-kaligrafi Cina menghiasi dinding-dindingnya. Adalah rumah yang disulap menjadi kafe modern, Macehat Coffee awalnya hanya menjual biji kopi.
“Dulunya cuma kotak kecil ini (tempat). Konsepnya memang seperti ‘perlahan-lahan dibuka,” jelas sang pemilik, Dexxon. Racikan di Macehat juga bermula dari eksperimen pribadi Ayah Dexxon. Beliau memasukkankopi hasil coba-coba roasting sendiri lalu dibagikan ke tetangga-tetangga. Perlahan tapi pasti, Macehat bertumbuh menjadi kedai khusus kopi Sumatera.
Asal mula nama Macehat sangat personal bagi Dexxon. Dulu semasa kecil, Dexxon seringkali sakit-sakitan. Tidak tanggung-tanggung, sang ibu berambisi menyediakan ‘makanan cepat sehat’ untuk anaknya dengan mengubah rumahnya menjadi tempat makan. Lahirlah Macehat.
Membuat pengunjung terasa nyaman seperti di rumah juga dilakukan Benny Kurniawan, pemilik kedai Pilastro, meski dengan cara yang berbeda. Bernuansa interior a la kedai modern, Pilastro menjadi tempat singgah orang dari segala golongan. Tak perlu elegan, modal suka kopi saja sah sudah anda menikmati kopi di Pilastro.
Bertempat di sebuah kota yang identik dengan ‘tempat ngopi tertua di nusantara’, Pilastro mengusung konsep kedai kopi yang lebih kekinian. Bagi Benny, modernitas dan tradisi sangat mungkin berjalan berdampingan.
“Kalau bicara mengenai kopi tiam, atau kopi yang beda jenisnya dengan saya, saya sih fine-fine saja, saya nggak mengharamkan itu. Karena memang ada budaya yang kita appreciate. (…) Bukan berarti saya harus minta masyarakat meninggalkan yang lama,” Benny mengobrol dengan Aga sembari meracik kopi pesanan. Benny memang sengaja menyempatkan setiap hari untuk menjadi barista di tempat sendiri.
“Kalau pemilik coffee shopnya sendiri tidak mau mempelajari dengan serius, saya rasa baristanya juga nggak akan termotivasi.” Demikian prinsip Benny dalam menghidupkan Pilastro. Belajar terus, itu intinya.