
Nama biji kopi berembel-embel ‘Geisha’ sejatinya cukup bikin getar di dada begitu tertangkap telinga. Di balik cita rasa yang mewah dan reputasi yang berkilau, Geisha bukanlah pilihan para barista juara dunia.
Nama biji kopi berembel-embel ‘Geisha’ sejatinya cukup bikin getar di dada begitu tertangkap telinga. Di balik cita rasa yang mewah dan reputasi yang berkilau, Geisha bukanlah pilihan para barista juara dunia.
Tak selamanya kopi jadi minuman pagi hari. Memperingati National Irish Coffee Day, Kopikini.com mengulas awal mula bertemunya duo maut kopi dan whiskey.
Kejuaraan nasional Indonesia Latte Art Championship (ILAC) dibanding latte art throwdown? Beda sensasinya!
Sebagai penyelenggara rangkaian lomba kopi nasional Indonesia Coffee Events (ICE) 2017, Cindy Herlin Marta memahami derita para calon pesertanya.
Sebagai penyelenggara rangkaian kompetisi seduh nasional dalam Indonesia Coffee Events (ICE) 2017, Barista Guild Indonesia (BGI) menonaktifkan Yoshua Tanu dari jabatan Ketua BGI. Pemegang gelar juara IBC dua tahun berturut-turut tersebut akan kembali bertanding demi memperbaiki peringkatnya di World Barista Championship.
Hanya dalam waktu 3 jam, pendaftaran peserta IBrC untuk penyisihan wilayah Barat (ICE 2017 Western Championships), Kamis (5/11) lalu penuh terisi. Berkebalikan dengan IBrC, cabang lomba latte art ILAC (Indonesia Latte Art Championship) justru mengalami penurunan tren peminat dibanding tahun lalu.
Hari Minggu (18/12) tepat pukul 10.00 pagi, Sekar Jambu Garden sudah dipenuhi dengan aroma kopi. Panas terik tidak menurunkan niat para penonton untuk segera menyaksikan coffee competition di acara kopi terbesar di Pulau Dewata yang diadakan untuk pertama kalinya, Bali Coffee Festival.
Tiba-tiba musik bossa nova terdengar di ruang kompetisi. Anu (sungguh, memang nama sebenarnya) mulai menari mengikuti irama dari musik tersebut sambil menimang-nimang beras kopi.
Penonton yang tadi nya adem ayem sontak terbangun. Segala jenis kamera refleks terangkat ke arah area kompetisi. Semua ini karena penampakan seorang gadis cilik berumur 8 tahun, yang secara mengejutkan tampil sebagai peserta kompetisi Indonesia Blending and Brewing Championship (IBBC).
“Menang kalah sudah biasa. Saya hanya ingin ngebawa kopi Cianjur. Kita sudah ada loh dunia kopi kecil-kecilan di Cianjur.” Diiringi oleh kibaran para pemain api, Bambang ternobatkan sebagai pemenang Bandung Brewers Cup 2016.