Pasca gemilang prestasi Ryan Wibawa di ajang World Brewers Cup 2016, Starbucks kembali punya barista jagoan untuk diajukan pada ajang kompetisi-kompetisi barista nasional. Melalui pemilihan Starbucks Coffee Ambassador yang berlangsung di Lotte Shopping Avenue, Selasa (12/10) kemarin, Yosie Kristianti dari Starbucks Paris Van Jawa (Bandung) keluar sebagai pemenang.
Selain menerima parsel berisi seperangkat alat seduh, Yosie juga akan menerima apron coklat eksklusif untuk barista Starbucks Coffee Ambassador. Perlambang barista dengan tingkat pengetahuan tertinggi di Starbucks.

Yosie Kristianti, barista Starbucks Paris Van Java (Bandung), pemenang Coffee Ambassador 2016.
Selain menjadi perwakilan Indonesia di ajang kompetisi internal Starbucks wilayah China & Asia-Pacific Region, Starbucks Coffee Ambassador 2016 ini memiliki kans besar untuk mewakili Starbucks di ajang kompetisi barista nasional. Layaknya Ryan Wibawa di ajang Indonesia Brewers Cup 2016 lalu.
“Kemungkinan besar, iya,” ungkap Mirza Luqman, mentor Ryan Wibawa untuk IBRC 2016 sekaligus penyelenggara Starbucks Coffee Ambassador 2016, saat ditanya mengenai kans Yosie maju ke IBRC 2017.

Kiri ke kanan: COO FnB Concept MAP Anthony Cottan, Yosie Kristianti, & Mirza Luqman.
Sementara itu, Yosie sendiri menunggu rambu-rambu dari Starbucks mengenai kepastiannya bertanding di ajang barista nasional non-internal.
“Kalau memang terus dipercaya dan saya bisa dapet kesempatannya, saya mau ikutan IBC,” jelas Yosie, saat diwawancarai pasca momen kemenangan, Selasa (12/10).
Namun jika boleh memilih, ia lebih berminat mengikuti Indonesia Barista Championship di antara semua ajang barista lainnya. Di ajang IBC, ia merasa lebih punya banyak pilihan dalam menunjukkan kebolehan. “Jadi lebih enak juga storytellingnya,” imbuh Yosie.
Starbucks Coffee Ambassador sendiri memadukan konsep pertandingan IBC, IBRC, dan ILAC sekaligus dengan mewajibkan pesertanya membuat tiga jenis minuman: signature drink atau a la IBC, manual brewing a la IBRC, dan latte-art a la ILAC.

Yosie Kristianti meramu latte art di babak final Coffee Ambassador, Selasa (12/10).
Bersaing dengan 2 kompetitor lainnya di babak final Coffee Ambassador 2016, Yosie maju dengan topik ‘complexity’ berbalut tema ‘tropis‘, yang ia wujudkan melalui salah satu biji kopi Starbucks Reserved, Papua New Guinea Luoka.
“Karakteristiknya emang tropical. Dia ada orange, lemon, dan juga ada cocoa finish-nya,” papar Yosie. “Topik yang saya bawain tadi itu tentang complexity, yang ada di kopi atau di setiap makhluk hidup di dunia ini. Jadi, dengan complexity itu saya menyatukan semuanya menjadi sesuatu yang harmonis. Dalam sebuah minuman.”

Director of Operation Starbucks, China & Asia-Pacific Region, Chris Bates saat sesi penjurian manual brew.
Menginjak kali ke-10, Starbucks Coffee Ambassador 2016 tahun ini bertujuan mencari sosok Starbucks Coffee Master yang memiliki dedikasi tinggi terhadap kopi, serta bersedia berbagi pengetahuan kopinya kepada sesama karyawan dan pelanggan. Tahun ini, Mirza menghantarkan konsep ‘Coffee Farming’.
“Penginnya, semua orang tahu, kalau di kebun kopi seperti apa sih. Kalau kita bawa semuanya ke kebun kopi nggak mungkin, kan,” papar Mirza Luqman, menjelaskan konsep yang ia usung di ajang Coffee Ambassador 2016. “Jadi kita bawa kebun kopinya ke sini.”
Ajang Starbucks Coffee Ambassador 2016 diikuti oleh 150 Starbucks Coffee Master. 150 peserta ini kemudian disaring menjadi 27 peserta di tingkat regional, 14 peserta di tingkat nasional, 9 peserta semi-finalis, hingga akhirnya 3 finalis yang bersaing di ajang puncak Coffee Ambassador 2016, bertempatkan di Lotte Shopping Avenue, Selasa (12/10).
(Foto oleh Clarissa Eunike;
Liputan & tulisan oleh Klara Virencia.)
Wah, cabang PVJ 😀
Semoga sukses doi di kompetisi regional China dan APAC 🙂