
Petani kopi Mandailing. Foto: remarkableindonesiancoffee.com
“Mandailing sudah lama terkenal di Korea Selatan. Orang-orang sini nyebutnya ‘Raja Kopi Indonesia,” ungkap Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, John A. Prasetio.
Menurut Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Busan, tingkat impor kopi Korea Selatan memang meningkat pesat 10 tahun terakhir.
“Nilai impor kopi Korea Selatan dari Indonesia pada 2015 mencapai US$ 10,81 juta atau meningkat 44,65% dibandingkan 2014 yang bernilai US$ 7,47 juta,” catat Kepala ITPC Busan, Indra Wijayanto.
Maret 2016 lalu, Korea Selatan membulatkan tekad untuk membeli Kopi Arabika Mandailing selama tiga tahun ke depan. Di bawah Sun Woo (New Media Corp), Korea Selatan menandatangani kontrak senilai hampir US$ 1 juta khusus untuk mendatangkan kopi asal Sumatera tersebut.
Melihat besarnya pasar potensial kopi di Korea Selatan, ITPC Busan bersama KBRI Seoul pun memutar film dokumenter “Aroma of Heaven” di pra-acara (pre event) Pameran Coffee Expo Seoul 2016.
“Orang bilang kopi enak itu pasti dari Itali. Mana ada biji kopi tumbuh di Itali?”
Demikian bunyi salah satu potongan dalam film garapan Budi Kurniawan tersebut. Selain mengukuhkan kopi sebagai komoditas penting Indonesia, “Aroma of Heaven” turut memperlihatkan kentalnya saling silang biji kopi dengan keragaman budaya Indonesia.
Alhasil, pemutaran tersebut berhasil meraih antusiasme di kalangan pecinta kopi Korea Selatan. “Setelah melihat keindahan Indonesia melalui film ini, membuat saya berpikir untuk mengunjungi Indonesia,” komentar salah satu pecinta kopi dan pemilik sertifikat barista asal Busan, Joo Gui-nam.

Pavilion Kopi ‘Remarkable Indonesia’ di Coffee Expo Seoul 2016, Korea Selatan. Foto: ITPC Busan
Pameran Coffee Seoul Expo 2016 sendiri berlangsung 14-17 April, bersamaan dengan SCAA Expo 2016 di AS. Pavilion Indonesia dirancang dengan konsep ‘one island’ yang terdiri dari 7 pilar, perlambang 7 wilayah kopi nusantara: Sumatera Gayo & Mandailing, Jawa, Bali, Flores, Sulawesi, dan Papua. Selama 4 hari pameran, transaksi di Pavilion Indonesia menjamin pemasukkan sebesar US$ 3juta per tahun.

Antrian di depan pavilion ‘Remarkable Indonesia’, pada Coffee Expo Seoul 2016, 24-27 April. Foto: ITPC Busan
“Peluang ini harus ditangkap oleh pelaku usaha kopi di tanah air untuk melakukan ekspansi di Negeri Ginseng,” Indra menegaskan. Dubes RI, John A. Prasetio juga menyatakan harapannya bagi para pedagang kopi Indonesia untuk lebih ‘agresif’ memasarkan produknya di Negeri Ginseng.

Pengolah kopi lokal. Foto: Bisnis Indonesia.
Disadur dari kontan.co.id, bisnis.com,
detik.com, & sindonews.com