Taufik Kupi, Aceh
Suatu ketika, ada orang Jakarta naik pesawat dari Jakarta ke Aceh khusus untuk ngopi di tempat Pak Taufik. Begitu sampai, “Saya tolong diantar ke tempat Pak Taufik.”

Taufik Kupi, kini memiliki 13 cabang di Banda Aceh. Foto: infobetty.com
Saking kondangnya tempat ngopi ini, Taufik Kupi kini telah berkembang menjadi 13 cabang. Meski terletak di tengah kota, Taufik Kupi setia pada suasana a la kampung dengan mempertahankan pepohonan rimbun. Warkop rindang itu sudah mengundang orang untuk bertandang dari jam setengah 7.
Seolah memang diperuntukkan bagi turis, kedai itu bertahan lebih lama dari kedai-kedai di Aceh pada umumnya dan buka sampai jam 11 malam. Untuk menikmati robusta sajian Taufik Kupi, kue timpan srikaya wajib hukumnya. Kue campuran ketan, pisang, dan santan itu memberi rasa legit pendamping kentalnya robusta.
“Kalau itu yang di Jakarta banyak. Cuma ini yang ada di Aceh,” saran Pak Taufik saat Aga hendak menyambar serabi. Jelang sore, kekentalan kopi pun disesuaikan.

Di sini, kopi asiknya pakai kue timpan. Foto: infobetty.com
Taufik Kupi sendiri hanya menjual robusta, yang kekentalannya disesuaikan dengan waktu ngopi.
“Biasanya kental. Kalau udah sore gini, kita kurangin kental dikit yang tadinya kental,” jelas Pak Taufik. “Ada yang encer, untuk kawan duduk aja.”
Angkringan Lik Man, Yogyakarta
Minum kopi bersama arang? Mengapa tidak. Resep turun temurun ini masih dipertahankan di Angkringan Lik Man, Yogyakarta. Sesudah kopi hitam diseduh, arang khusus dari kayu sambi yang masih menyala diambil dari tungku dan dicelupkan ke dalam kopi. Mendesislah bunyi ‘jos‘, yang jadi asal muasal nama ‘Kopi Jos’.
Rasa kopi ini pun sangat khas dengan pekat aroma terbakar. Kopi yang melegenda ini nikmatnya dihirup sembari meleseh di atas tikar, ditemani santapan khas angkringan dengan banyak pilihan: sate bakso, sate ati ampela, uli, sate usus, nugget hanya sedikit di antaranya.
Kit Cong Kie, Jakarta – Medan
Bagi yang betah singgah ke Gang Gloria di Pancoran, pastinya sudah akrab dengan kudapan pendamping kopi khas pecinan yang satu ini: Cakwe. Ya, di warung Sederhana a.k.a. Kit Cong Kie, Cakwe dipotek dan dicelup ke dalam kopi sebelum dilahap masuk mulut. Memang kuliner khas suku Hokkian, gaya santap tradisional ini nyatanya kami temukan pula di Medan, dalam sebuah restoran gaya lama.
Disadur dari VivaBarista (Annisa ‘Abazh’ Amalia, Gianni Fajri,
Handoko Hendroyono, & tim Maji Piktura), kompas.com,
& MNC News TV